Teman yang Tak Pernah Meninggalkan Saya

Bagikan

narwala.id- Dalam hidup ini, saya tidak pernah benar-benar merasa sendiri. Di saat sedih, bingung, bahkan bahagia, ada satu benda kecil yang selalu hadir menemani saya yaitu Rokok. Bagi sebagian orang, rokok adalah simbol penyakit, sumber kerusakan, bahkan musuh dalam hidup. Tapi bagi saya, rokok justru teman setia yang tak pernah menghakimi, yang tahu kapan harus diam, dan selalu ada bahkan harus di adakan ketika yang lain menjauh.

Saya tahu betul semua narasi yang beredar tentang bahaya rokok. Saya pun tidak menyangkal bahwa rokok punya konsekuensi, baik secara kesehatan maupun finansial. Bahkan, tak jarang saya harus mengorbankan sisa uang jajan, atau terpaksa kasbon ke warung demi sebatang rokok. Dalam pandangan orang tua, guru, bahkan teman-teman dekat saya, rokok adalah beban. “Kamu belum kerja, tapi sudah merokok.” “Uang habis buat asap!” Begitu kira-kira tudingan mereka.

Namun mereka tidak benar-benar tahu peran rokok dalam hidup saya.

Rokok bukan sekadar benda yang terbakar dan menghilang. Rokok adalah ruang sunyi tempat saya berdialog dengan diri sendiri. Ia membantu saya berpikir lebih jernih, memaknai kesedihan, dan menyederhanakan kegelisahan. Di saat kepala terasa penuh, satu dua hisapan bisa membuka jalan pemikiran. Mungkin ini hanya sugesti, tapi bukankah hidup ini memang penuh dengan hal-hal yang kita yakini secara personal?

Saya sadar bahwa menjadikan rokok sebagai teman hidup bukan pilihan ideal. Saya tidak sedang membela rokok. Saya hanya ingin jujur bahwa tidak semua orang melihat rokok dari kacamata dosa atau penyakit. Bagi sebagian dari kami terkhusus saya, rokok adalah pelarian, penopang, dan kadang satu-satunya “kemewahan” dalam hidup yang serba pas-pasan dan penuh perjuangan ini.

Tentu saya tidak menganjurkan siapa pun untuk merokok. Tapi saya juga berharap, mereka yang tidak merokok atau orang yang tidak suka dengan kebiasaan merokok saya, bisa sedikit memahami bahwa dalam hidup yang keras, kadang sebatang rokok bisa menjadi pelipur lara yang sederhana. Bahwa untuk sebagian orang sekali lagi terkhusu bagi saya, rokok bukan candu semata, tapi sahabat yang setia, bahkan ketika dunia terasa menjauh.

Dan saya pun tidak menutup kemungkinan, bahwa suatu hari saya akan berhenti. Tapi itu bukan karena saya membenci rokok. Justru karena saya mencintainya dan tak ingin cinta ini berujung pada kehancuran.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments