Serang, 15 Juli 2025 – Dalam rangka mendekatkan diri dengan kehidupan masyarakat sekaligus memperluas wawasan keagamaan, mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Kelompok 38 Universitas Primagraha mengikuti pengajian kitab mingguan di Pondok Pesantren KH. Hasan Basri, Desa Bendung, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang.
Pengajian kitab ini merupakan kegiatan rutin yang diikuti oleh para santri, tokoh masyarakat, dan warga sekitar, membahas kajian-kajian penting seputar akhlak, fiqih, dan tasawuf. Kegiatan dilaksanakan dengan suasana khidmat, di mana para peserta dengan penuh perhatian menyimak penjelasan langsung dari KH. Hasan Basri, selaku pengasuh pesantren.
Ketua KKN Kelompok 38, Abdul Halim, menyampaikan bahwa keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan ini merupakan bagian dari upaya menyatu dengan masyarakat, tidak hanya secara sosial, tetapi juga secara spiritual dan kultural.
“Kami merasa terhormat dapat bergabung dalam pengajian kitab yang telah menjadi tradisi keagamaan masyarakat Desa Bendung. Ini bukan hanya tentang mendengar dan belajar, tetapi juga tentang menghargai warisan keilmuan yang tumbuh dari pesantren,” ujar Abdul Halim.
Menurutnya, pengalaman ini menjadi salah satu momen berharga dalam program KKN, karena memberikan ruang pembelajaran di luar kelas yang penuh dengan nilai-nilai religius dan sosial.
“Pesantren adalah pusat keilmuan dan spiritual masyarakat. Ketika kami duduk bersama para santri dan warga untuk menyimak kajian kitab, kami bukan hanya sedang belajar agama, tetapi juga belajar tentang kesederhanaan, ketekunan, dan kekuatan nilai tradisi,” tambahnya.
Abdul Halim menegaskan bahwa kegiatan ini juga menjadi cara untuk memperkuat hubungan emosional dan kebersamaan antara mahasiswa dan masyarakat desa. Melalui kehadiran di ruang-ruang spiritual seperti pengajian, mahasiswa bisa lebih memahami kehidupan nyata yang dijalani masyarakat sehari-hari.
“Kami ingin KKN ini tidak sekadar menjalankan program, tapi juga menjadi pengalaman hidup. Dengan terlibat dalam pengajian ini, kami berharap bisa membawa pulang nilai-nilai spiritual dan sosial yang akan terus membekas dalam langkah kami ke depan,” tutup Abdul Halim.
Partisipasi aktif mahasiswa dalam kegiatan keagamaan seperti ini mencerminkan komitmen KKM 38 untuk turut melestarikan tradisi religius masyarakat, sekaligus menjadi jembatan antara dunia kampus dan kehidupan umat di akar rumput.

