Maulana Yusuf dan Ekspansi Islam ke Pedalaman

Bagikan

Setelah Kesultanan Banten berdiri dan mapan di bawah kepemimpinan Sultan Maulana Hasanuddin, tongkat estafet kekuasaan jatuh kepada putranya, Maulana Yusuf. Jika Hasanuddin adalah sosok pendiri dan pemantap kekuasaan pesisir, maka Yusuf adalah ekspansionis religius-politik yang membawa Banten menembus batas pedalaman. Di tangannya, proyek Islamisasi meluas dari pelabuhan ke gunung, dari kota dagang ke pusat-pusat kekuasaan lama yang masih dipengaruhi oleh budaya Hindu-Buddha.

Maulana Yusuf naik takhta sekitar tahun 1570. Ia mewarisi sebuah kesultanan yang kuat di bidang perdagangan, militer, dan dakwah Islam. Namun wilayah pengaruh Banten masih terbatas di pesisir dan daerah sekitar Serang. Wilayah pedalaman seperti Pakuan Pajajaran ibu kota lama Kerajaan Sunda masih mempertahankan identitas Hindu-Buddha dan menjadi simbol kekuatan budaya praislam di Tatar Pasundan.

Sebagai sultan muda yang ambisius dan religius, Yusuf memandang perluasan wilayah dan dakwah ke pedalaman sebagai kelanjutan dari proyek ayahnya. Ia tidak hanya ingin menguasai tanah, tetapi juga menyempurnakan misi Islamisasi wilayah barat Jawa.

Momen paling monumental dalam pemerintahan Maulana Yusuf adalah penaklukan Pakuan Pajajaran pada tahun 1579. Serangan ini secara militer menandai berakhirnya eksistensi Kerajaan Sunda yang telah bertahan selama berabad-abad.

Menurut catatan Babad Banten, penaklukan ini dilakukan dengan kekuatan besar dan strategi yang matang. Setelah kemenangan, Yusuf memerintahkan penghancuran pusat kekuasaan lama dan memindahkan penduduk lokal ke wilayah yang lebih mudah diawasi.

Penaklukan ini bukan hanya penguasaan wilayah, tetapi juga pengakhiran simbolik terhadap era Hindu-Buddha di Tatar Sunda. Dengan jatuhnya Pakuan, pengaruh Islam kian meluas ke wilayah pegunungan, hutan, dan desa-desa pedalaman.

Setelah penaklukan, Maulana Yusuf tidak membangun kembali pusat kekuasaan di Pakuan. Sebaliknya, ia memfokuskan dakwah dan integrasi budaya Islam ke dalam masyarakat pedalaman. Ulama-ulama dari pesisir diutus ke wilayah-wilayah baru untuk mengajar agama, mendirikan langgar dan pesantren kecil, serta memperkenalkan nilai-nilai Islam yang santun.

Dalam pendekatan ini, Yusuf tidak memaksakan Islam secara kasar, tetapi menggunakan metode akulturatif, seperti dilakukan oleh para wali sebelumnya. Praktik-praktik lokal yang tidak bertentangan dengan akidah Islam dibiarkan hidup berdampingan, bahkan diberi makna baru dalam konteks keislaman.

Setelah penaklukan Pakuan, wilayah bekas Kerajaan Sunda secara bertahap masuk ke dalam orbit kekuasaan Banten. Beberapa bangsawan Sunda yang takluk kemudian diintegrasikan ke dalam struktur pemerintahan Banten sebagai bupati atau pejabat lokal. Proses ini menjadi bentuk negosiasi politik dan sosial antara kekuasaan Islam baru dengan struktur tradisional yang telah lama mapan.

Kesultanan Banten pun menjelma sebagai kekuatan dominan di barat Jawa, bukan hanya di pesisir, tetapi juga di wilayah pedalaman seperti Bogor, Sukabumi, hingga Purwakarta. Islam pun mulai menjadi agama mayoritas masyarakat Pasundan, menggantikan kepercayaan lama yang sebelumnya dianut secara turun-temurun.

Subscribe
Notify of
guest
0 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments