
Tangerang Selatan Suasana ruang pertemuan Swiss-Belhotel, Kota Tangerang Selatan, Senin (18/8/2025), terasa penuh kesungguhan. Sejak pagi, jajaran Pengurus Besar Mathlaul Anwar (PBMA) berkumpul dalam Rapat Pleno yang disebut sebagai salah satu forum paling strategis menjelang Muktamar. Dari Ketua Majelis Amanah KH Ahmad Sadeli Karim, Wakil Ketua Majelis Amanah Prof. Dr. Saiful Mujani, Sekretaris Majelis Amanah Dr. Ali Nurdin, Ketua Majelis Fatwa Prof. Dr. H.E. Syibli Syarjaya, hingga Ketua Umum KH Embay Mulya Syarief dan Sekretaris Jenderal Drs. H. Moh. Babay Sujawandi, semua hadir memberikan arahan.
Dalam pembukaan, Ketua Umum KH Embay Mulya Syarief menegaskan pentingnya konsolidasi menjelang Muktamar. Sementara itu, Sekretaris Jenderal Babay Sujawandi menekankan bahwa Muktamar bukan sekadar pergantian kepemimpinan, melainkan momentum pembaruan gagasan organisasi. Ia juga menginisiasi pembentukan Majelis Pendidikan, perangkat khusus yang difokuskan pada tata kelola pendidikan. Usulan tersebut langsung diterima sebagai agenda strategis Muktamar mendatang.
Dari sisi teknis, Drs. H. Mohammad Zen memandu rapat sekaligus menyampaikan laporan kinerja bidang II. Panitia Organizing Committee (OC) yang diwakili Asep Rohmatullah dan Dr. Asep Sahrudin melaporkan perkembangan mencolok: penyepakatan logo dan tema Muktamar bersama SC, kampanye publik lewat pencetakan 40.000 stiker, hingga target menghadirkan 40.000 orang pada pembukaan. Target ini akan menjadi gaung kebersamaan, ujar Asep.
Prof. Dr. Saiful Mujani (Ipung) menekankan pentingnya gerakan gotong royong internal maupun eksternal untuk pembiayaan Muktamar. Hal ini dipertegas oleh Mayjen TNI (Purn) Wawan Ruswandi, yang menyoroti perlunya evaluasi pola pendanaan lama serta konsolidasi wilayah agar PBMA semakin mandiri.
Dukungan konkret datang dari Majelis Ulama dan Santri Mathlaul Anwar (MUSMA). Ketua PP MUSMA, Hj. Trisna Ningsih Djuwaeli, bahkan langsung menyatakan komitmen bantuan bagi panitia Muktamar.
Agenda kelembagaan juga mencuat. KH Ahmad Sadeli Karim menyinggung lemahnya optimalisasi Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang potensinya besar namun belum tergarap maksimal. Prof. Dr. H.E. Syibli Syarjaya menegaskan bahwa program kerja Muktamar harus dirancang matang melalui empat komisi: AD/ART, program kerja, rekomendasi, dan laporan pertanggungjawaban PB. Ia juga menekankan pentingnya memperjelas status peserta Muktamar hanya bagi struktur dengan SK aktif.
Terkait aset, Nur Aziz Hakim melaporkan bahwa sebagian besar aset di daerah masih atas nama yayasan. Hanya beberapa lokasiseperti Serang, Cikaliung, dan Menesyang secara resmi dimiliki PBMA. Ia juga mengabarkan bahwa UNMA memberikan beasiswa penuh kepada 20 mahasiswa baru tahun ini.
Langkah internasionalisasi turut menjadi perhatian. H. Oke Setiadi menyampaikan keberadaan perwakilan Mathlaul Anwar di Malaysia. Kita perlu sepakati nomenklatur resminyaapakah cukup disebut Pengurus Cabang Istimewa (PCI) atau ada nama lain yang lebih tepat, ujarnya.
Dalam hal publikasi, Dr. Aat Surya Syafaat menekankan pentingnya ekspos media.
“Setidaknya 20 media online harus mengangkat agenda PBMA”, katanya.
Ia juga mendorong agar rapat daring via Zoom menjadi kelaziman baru, serta menghidupkan kembali website resmi organisasi.
Isu sejarah pun mendapat porsi khusus. Sarda Surana melaporkan bahwa seluruh dokumen usulan gelar Pahlawan Nasional untuk KH Mas Abdurrahman sudah lengkap 13 checklist dan dibukukan rapi. Langkah ini diapresiasi sebagai tonggak penting dalam memperkuat identitas dan sejarah organisasi.
Di penghujung rapat, mengemuka kesimpulan besar: pembentukan Majelis Pendidikan, konsolidasi wilayah, transparansi pendanaan gotong royong, kepesertaan berbasis SK aktif, optimalisasi filantropi, diplomasi internasional, hingga penguatan media digital.
“Jika keputusan ini kita jalankan dengan konsisten, Muktamar nanti tidak hanya menjadi ajang suksesi, melainkan peta jalan pembaruandari pendidikan, tata kelola, hingga literasi digital, tegas Sekjen Babay Sujawandi”