KOMPENSASI PEGIAT WISATA DAN NELAYAN MENUAI KRITIKAN BERBAGAI KALANGAN?

Bagikan

Narwala.id – Adanya insiden karamnya kapal tongkang pengangkut batu bara milik PT Trans Logistik Perkasa pada Desember 2024 lalu, persoalan dampak lingkungan dan distribusi kompensasi masih menuai kritikan dari para nelayan Pantai galau ( desa cigondang)

Endang Mu’min (52), pengelola vila tersebut, mengaku tidak mengetahui adanya program kompensasi. Bahkan, ia menegaskan sama sekali tidak pernah didata sebagai calon penerima.

Kok saya enggak tahu yah… Padahal tempat saya dijadikan lokasi kumpul selama proses pembersihan batu bara” ujarnya

Pandeglang – 19 Agustus 2025
Suasana sempat memanas saat pembagian kompensasi dari sebuah perusahaan kepada warga Desa Cigondang yang terdiri dari nelayan, pelaku UMKM, dan pegiat wisata. Pembagian yang berlangsung di Villa milik Pak Cipto pada Minggu, 18 Agustus 2025 hingga pukul 18.00 WIB itu menyisakan kekecewaan besar bagi para nelayan.

Sejumlah nelayan mengaku hanya menerima Rp500 ribu, bahkan ada pula yang hanya mendapatkan Rp300 ribu. Padahal, menurut informasi yang diterima, jumlah kompensasi yang dialokasikan perusahaan untuk nelayan dan pelaku wisata di pesisir Pulau Popole mencapai Rp255 juta.

Ada pula sebagian nelayan yang ingin mempertanyakan hak persoalan kompensasi, saat itu ada seseorang yang meminta KTP bilangnya buat anggaran kompensasi namun sampe detik ini setelah turunnya kompensasi orang tsb tidak terlihat batang hidungnya,,

Ketua Kelompok Nelayan, Tariat, juga menyampaikan kekecewaannya. “Jumlah yang kami terima sangat tidak sebanding dengan total kompensasi dari perusahaan. Kami merasa dirugikan dan diperlakukan tidak adil,” tegasnya.

Akibat persoalan ini, para nelayan sepakat untuk tidak lagi memberikan data atau identitas mereka jika ada kegiatan serupa di kemudian hari. Mereka menilai hal itu hanya dijadikan alat kepentingan pihak tertentu.

Mantan pj kepala desa, A Rumhi, saat dikonfirmasi beliau tidak tahu menahu terkait pembagian uang kompensasi dari perusahaan tsb, walaupun memang awal terjadinya membuat pernyataan kompensasi saya tahu, namun saat pembagian sampe detik ini pun belum ada konfirmasi atau saat pembagian kompensasi tsb kepada saya,,tanya aja kepada Ali dan Saepul Bahri yang menjadi koordinator hal pembagian tsb ujarnya,,

Para nelayan berharap ke depan, perusahaan maupun pihak yang mengatasnamakan kepentingan masyarakat dapat lebih terbuka, adil, dan melibatkan musyawarah sebelum pembagian kompensasi dilakukan.

Subscribe
Notify of
guest
1 Komentar
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Yudi priyadi
Yudi priyadi
August 20, 2025 22:12

Betul …saya juga d libatkan dalam bidang wisata pulau popole,tapi TDK mengetahui adanya pembagian konpensasi,dan tidak d libatkan,pertanyaan saya seorang saipul bahri “sekdes” transfaranbterhadap masyarakat yg terkait d bidang wisata,ataupun kepada nelayan ,dana tsb kan trunya 8nfinyg saya trima 2 kinggu sebelum Daka itu d bagikan,kontrlau lama jemgjang waktunya yah? Dana turun,dan d bagikan,ap mungkin mreka mengatir strategi pembagian ? Sy jawab dgn kacamata saya…mungkin,Krn data yg dulu telah d kumpulkan,ternyata banyakndata yg hilang,dan mreka TDK menerima dana konpensasi tsb,dak hanya sebagian yh kndapatiannya,itupun ad yg mnrima 500rb,ad yg 300,bahkan ada yg 200,ahirjya saya tidak daj berpikir..mungkinkah ???